Sajak ini hampir membuatkan saya menitiskan airmata...
[click here to view original webpage]
Suamiku
Maaf di atas keluh dan resah
Aku tewas di medan jiwa kuKerna aku baru belajar
Belajar menjadi seorang mujahidahNamun gagalku sementara cuma
Itulah iman dengan seribu gelombangnyaKugagahi segala dengan doa dan cita
Kata-kataku mungkin hambar
Ia sekadar cerita hidupkuIsteri sepi menagih simpati
Agar dunia tahu dan restuPesan dari teman yang dikenali
”Wanita itu rusuknya bengkokLuruskan..berhati-hati
Bertegas..jangan kerasBerlembut..jangan sampai reput”
Itulah hakikat seorang isteriSuamiku
Suka duka, tangis riaResepi hidup kita selamanya
Suamiku
Kupohon sabar darimuAgar aku redup di bawah payungmu
Agar aku terang di bawah sinarmuAgar aku mekar di dalam cintamu
Pergilah suamiku
Medan itu lebar dan luasEngkau mujahid untuk semua
Kan kuiringkan doa dan cintaAgar syurga Allah diberi balas
Tenang dirimu dalam doaku
Tenang diriku dalam cintamu..Ummu Saif
9 Februari 2008Mampukah saya menjadi sekuat itu...?
4 comments:
That is indeed a very nice poem. However, sometimes I get the impression that quite a few girls that I know of just aren't like that...
...although to be fair, the guys of our times aren't exactly that charming either.
so...you're one of them?
heeee~~~ :P :P
Oh, I do humbly admit that I am no good with the ladies. I tend to say unnecessary things at unnecessary moments in a conversation; most of the time which an awkward silence ensues afterwards.
Given the circumstance is with your own species, perhaps it'd go vice versa?
(alamak matila kena kejar ngn parang lepas nie aaahaha :P)
Post a Comment